Resensi Film Reply 1988 : Melihat Hangatnya Keluarga dan Bertetangga - Sang Pengejar Angin

Breaking

Thursday, May 21, 2020

Resensi Film Reply 1988 : Melihat Hangatnya Keluarga dan Bertetangga





             Theard kali ini akan membahas sebuah film yang cocok menemani teman-teman tonton selama masa isolasi diri (yang membosankan ini ehehe). Film ini sendiri sebenarnya rilis sudah cukup lama, yaa lima tahun yang lalu. Tapi jujur, saya sendiri tidak bisa move on dari film bertema keluarga dan persahabatan ini. Nah apa sih film yang akan kita bahas? Yap, Reply 1988.

             Reply 1988, ini sendiri film yang berasal dari Korea Selatan, yak pasti semua pembaca sudah tahulah bagaimana kualitas film dari negeri gingseng ini. Bahkan salah satu film dari Korsel udah meraih Oscar loh, mungkin next time kita akan bahas film tersebut. Nah, film yang ditulis oleh Lee Woo-Jeong dan Sutradara Shin Won Ho ini merupakan sekuel dari drama frenchise Reply 1994 dan 1997.

             Jika dibandingkan dengan sekuel Reply yang lain, saat itu film ini mendapatkan respon yang hangat dari penonton. Buktinya pencapaian film berlatar keluarga serta kehidupan sekitar Sung Daek Soon ini menembus angka 18,00 %. Hal ini cukup tinggi mengingat rating mengingat Reply 1988 tayang di TV kabel yang pada umumnya mendapatkan rating paling memuaskan setidaknya 2,0 %. Nah, tidak meragukan dong bila kalian lagi cari refensi film. Okelah daripada berlama-lama yuk kita bahas dalam theard kali ini.

Reply 1988

          Film Reply 1988 dimulai dengan berkumpulnya lima sahabat yang bertetangga di rumah Choi Taek (Park Bo Gum), kelima orang itu Doek Sun (Lee Hyeri), Sung Sun Woo (Go Kyung Po), Kim Jung Hwan (Ryun Jun Yeol), Ryu Dong Ryong (Lee Dong Hwi) dan Choi Taek sendiri. Kelima sahabat ini sudah tinggal di tempat yang bernama Ssangmundong sejak kecil.Bumbu persahabatan kelima orang inilah yang akan menjadi salah satu kekuatan dari serial ini.

              Cerita tentang Reply 1988, Doek Sun, Jung-Hwan, Sun Woo, Taek, Dong Ryong merupakan anak SMA. Keluarga Duk Sun miskin dan mereka tinggal di rumah semi basement, ayah Duk Sun, Dong II Kehilangan uang untuk membayar utang orang lain. Sementara itu keluarga Jung-Hwan tiba-tiba menjadi kaya mendadak.

            Sun Woo merupakan murid teladan di sekolah, ia juga merupakan anak baik di mata orang tuannya. Ibu Sun Woo membesarkannya dengan adik perempuan sendirian setelah ayahnya meninggal. Dong Ryong suka menari dan bergaul dengan 4 orang temannya, ia tak ingin melanjutkan kuliah karena nilainya jelek. Sementara Choi Taek merupakan pemain catur go, setelah putus sekolah hanya keempat teman itu yang dirinya punya.

                Pada episode pertama, para penonton akan dibuat terkesan dengan keakraban para penghuni yang ada ditempat tersebut. Para orang tua, yang notabene adalah orang tua dari kelima sahabat tersebut terlihat saling bantu membantu, salah satunya dengan mengirim makanan. Bagi saya, ini mengingatkan dengan kebiasaan yang sering terjadi pada kehidupan masyarakat dipedesaan.

               Memang dalam film ini, tidak hanya menceritakan kisah remaja yang biasanya didominasi oleh cerita tentang cinta, atau patah hati,  kisah para orang tua yang berada ditempat ini pun menjadi kekuatan dalam cerita. Bagaimana kita melihat keakraban antar tetangga, saling membantu saat kesulitan, juga tidak berbicara buruk dibelakang, hal yang jamak kita lihat dalam film/sinetron Indonesia. Tidak adanya tokoh antagonis yang biasanya "harus" ada dalam sebuah film ternyata tidak berlaku dalam serial Reply ini, karena kekuatan cerita dan karakter para pemain.

              Misalnya kisah keluarga Jung-Hwan yang merupakan Orang Kaya Baru (OKB) akibat menang lotre. Walau merupakan OKB, keluarga ini tidak terlihat berubah secara sikap kepada para tetangganya. Mereka masih tetap mengundang makan, bahkan berbagi tempat tidur bila ada tetangganya yang membutuhkan, seperti keluarga Doek Sun. Seperti yang penonton Reply ketahui, keluarga ini dulunya merupakan yang paling miskin di kompleks tersebut.

               Atau kisah dalam keluarga Doek Sun yang disebut cukup relate dengan kehidupan sehari-hari. Seperti perilaku orang tua kepada Doek Sun sebagai anak tengah, yang kadang terkesan dikesampingkan saat meminta sesuatu. Jujur saja, salah satu alasan saya menonton film ini karena melihat adegan dimana, orang tua Doek Sun merayakan ultahnya bersama sang kakak Bo-Ra. Selain itu, adegan dimana kakak dan adik saling sayang tapi tidak bisa mengungkapkan, hal ini seperti menunjukan pengalaman berkeluarga sebenarnya.

                Bagi saya, penonton akan lebih merasakan nuansa kekeluargaan dalam film ini daripada kisah percintaan para remaja itu. Kesan kuat yang dibangun dari karakter para orang tua, membuat cerita tidak membosankan. Walau banyak yang menyebut telah menyerah dengan cerita yang cukup datar, namun bila penonton terus melanjutkan, saya jamin tidak akan menyesal. Apalagi dalam satu tokoh bisa menjadi pengalaman unik sendiri yang mungkin sama dengan kalian.

                  Juga sosok Doek Sun yang merasa selalu dibandingkan dengan sang kakak yang berhasil masuk perguruan tinggi favorit. Dirinya yang memang tidak bisa konsentrasi dalam belajar, merasa terbebani, apalagi keluarganya memang tidak mampu mengkuliahkan bila dirnya tidak masuk perguruan tinggi negeri. Pergulatan Doek Sun untuk masuk perguruan tinggi ini pun mejadi cerita yang menarik, bahkan ibunya pun rela mengganti nama anaknya agar membuang sial.



                 Para penonton pun akan semakin terbawa suasana dengan konflik dalam keluarga masing-masing tokoh. Seperti bagaimana kakak Jung-Hwan yang harus menjalani proses operasi jantung. Bagimana peran ibunya yang sebelum menjadi kaya harus banting tulang untuk mencari biaya operasi. Juga momen-momen menegangkan saat sang anak harus menjalani operasi menambah suasana emosional yang dibangun dalam setiap karakter.

                 Tidak hanya momen-momen emosional, film ini juga dibalut dengan kisah komedi yang ringan namun menggelitik. Bagimana tingkah laku Doek Sun bersama-sama dengan temannya menjalani kehidupan sehari-hari. Kelucuan para keluarga dari masing-masing karakter, juga antar keluarga. Walau dibangun dengan sederhana, tapi kekompakan dalam karakter masing-masing membuat cerita ini semakin hidup.

                Tidak lupa juga kisah percintaan yang tetap selalu ada dalam sebuah kisah drama, pergelutan remaja dalam mencari cinta sejati tentu menarik untuk dilihat. Hal ini cukup baik diperankan oleh Doek Sun, menjadi remaja SMA dengan tuntutan masuk perguruan tinggi, dirinya tetap mencari cintanya, walau itu merupakan temannya sejak kecil. Dikelilingi empat orang lelaki, Doek Sun membuatnya lebih akrab dengan dunia pria.

               Hal yang tentunya mulai menarik saat Doek Sun, diperebutkan oleh Jung-Hwan dan Choi Taek. Jung-Hwan yang dikenal cuek dan jaim sedangkan Taek yang pemalu tapi paling empati membuat penonton menebak-nebak pasangan Doek Sun kelak. Sejak awal penonton sendiri sudah menebak bahwa Jung-Hwan lah yang akan menjadi pasngan Doek Sun, hal ini karena kedekatan mereka. Namun, beberapa kali penonton pun mulai ragu setelah Taek malah lebih membuat Doek Sun terkesan. Lalu siapakah yang akan dipilih Doek Sun?

             Film sekuel Reply kali ini, juga mengembalikan kenangan pada kondisi Korea tahun 1988, seperti saluran TV, berbagai kejadiaan seperti demo kepada pemerintah Korsel, juga olimpade. Hal inilah yang bagi saya cukup menambah menarik film ini. Selain itu, tentunya siapapun yang telah menonton ini, tidak akan mudah melupakan setiap bagian filmnya. Jadi selamat menoton semua.
             

No comments:

Post a Comment