Arti Lagu Banyu Langit - Didi Kempot - Sang Pengejar Angin

Breaking

Sunday, May 10, 2020

Arti Lagu Banyu Langit - Didi Kempot

            
             



          Selasa lalu (5/5) dunia musik Indonesia kembali mendapatkan kabar duka setelah penyanyi campur sari, Didi Kempot meninggal dunia. Penyanyi yang tenar dengan beberapa lagu "ambyar" seperti Stasiun Balapan, Suket Teki dan lain-lain ini wafat karena sakit jantung. Dunia musik pun bersedih, apalagi penyanyi asal Solo ini baru mendapat perhatian publik terutama generasi milenial selama satu tahun ini.

             Walau begitu, penyanyi yang mendapat julukan Godfather of Broken Heart ini tetap tidak akan lekang oleh zaman, apalagi lagu-lagu beliau yang sudah menyentuh para sobat ambyar (julukan para fansnya). Lagu-lagu seperti Sewu Kutho, Pamer Bojo, dan Banyu Langit sudah menjadi lagu andalan para sobat ambyar diseluruh Indonesia. Nah, salah satu lagu andalan beliau, Banyu Langit akan saya bahas kali ini, apa sih makna lagu ini?

          Lagu Didi Kempot ini sendiri konon diciptakan oleh beliau untuk memberitahu keindahan  Gunung Api Purba Nglanggeran yang sempat beliau kunjungi. Tapi seperti sobat ambyar dengar, lagu ini tetap memberikan nuansa kesedihan seperti lagu beliau lainnya. Nah apa sih arti arti dari lagu tersebut? Sebelum membaca  mari kita juga doakan beliau semoga amal dan ibadah nya diterima oleh Allah SWT, Al-Fatihah.


Didi Kempot - Banyu Langit

                                 


             Lagu ini menceritakan kisah seseorang yang sedang menikmati keindahan alam tapi saat itu pula terkenang dengan kekasihnya yang pernah dicintai,, "Sworo Angin, Angin Sing Ngreridu Ati, Ngelingake Sliranmu, Sing tak Tresnani" (Suara Angin, Angin yang menggoda hati, mengingatkanku padamu yang kuncintai)

            Dirinya pun tak bisa menahan air mata yang keluar dari pipinya saat mengenang kekasihnya tersebut,, "Pingin Nangis Ngetokke Eluh Neng Pipi, Suwe Ra Weruh Senajan Mung Ono Ngimpi" (Ingin Menangis Keluarkan Air Mata di Pipi, Lama tak Melihat Walaupun Cuma di Mimpi)

           Pada saat momen kesedihan itu dirinya pun mengingat kemesraan yang telah mereka lakukan saat dahulu,, "Ngalemo, Ngalem Neng Dodoku, Tambano Roso Kangen Neng Atiku" (Bermanjalah, bermanja di dadaku, Obatilah Rasa Rindu di Hatiku)

          Karena saat momen kemesaraan itulah, dirinya merasa jiwanya tentram karena rasa kasih sayang yang diberikan oleh kekasihnya,, "Ngalemo, Ngalemo Nen Aku, Ben Ra Adem Kesiram Udaning Dalu (Bermanjalah, bermanja di dadaku, Biar tak Dingin Tersiram Hujan Semalam)

          Akhirnya hujan pun turun menambah rasa rindu yang sedang dirasakan olehnya saat mengenang sang kekasih,, "Banyu Langit Sing, Ono Ngudwur Khayangan, Watu Gedhe Kalingan Mendunge Udan",, (Air Langit yang Ada di Atas Khayangan, Batu Besar Tertutup Mendung Hujan)

        Hujan itu baginya tidak hanya membasahi tubuhnya tapi juga jiwanya karena selalu teringat sang kekasih,, "Telesno Atine Wong Sing Kasmaran, Setyo Janji Seprene Tansah Kelingan" (Basahi Hati Orang yang Sedang Jatuh Cinta, Janji Setia Sampai Saat Ini Selalu Teringat).

       Selain itu kesejukan suasana gunung berapi purba seperti memberikan isyarat cinta dari sang kekasih,, "Ademe Gunung Merapi Purba, Melu Krungu Swaramu Ngomongke Opo" (Dinginnya Gunung Merapi Purba, Ikut Mendengar Kau Berkata Apa)

      Isyarat yang diberikan sang kekasih sebelum pergi, janji yang akan kembali namun tidak ditepati,, "Janjine Lungane Ra Nganti Suwe Suwe, Pamit Esuk Lungane Ra Nganti Sore" (Janjinya Pergi Tak Akan Lama, Pamit Pagi Tak Sampe Sore)

       Hingga sekarang dirinya pun masih menunggu sang kekasih, menunggu janjinya untuk kembali bersamanya, "Janjine Lungo Ra Nganti Semene Suwene, Nganti Kapan tak Enteni Sak Tekane" (Janjinya Pergi tak Selama Ini, Sampai Kapan, Ku Tunggu Kapan Datangnya)

       Dirinya pun membiarkan hujan membasahi seluruh badannya, namun tidak hatinya sebagai pertanda untuk selalu menjaga hati,, "Udan Gerimis Teles Ono Klambi Iki, Jroning Dodo Ben Ra Garing Ngekep Janji" (Hujan Gerimis Membasahi Pakaian Ini, Dalam Hati Biar tak Kering Menjaga Janji)

          Bukan hanya menjaga hati tapi juga cintanya kepada sang kekasih yang tidak bisa dirinya lupakan,, "Ora Lamis Nggedhineng Nggonku Nresnani, Nganti Kapan Aku Ora Biso Bali" (Tak Sekedar Janji Cintaku Ini, Sampai Kapan Aku Tidak Bisa Pulang)

Beberapa teman-teman pastinya pernah merasakan seperti lirik lagu tersebut? disaat kita merasakan kepedihan ataupun kesendirian, Apalagi bila sebuah janji yang pernah diingkari pasti terasa dihati, ambyar rasanya ehehe.  Tentunya lagu ini tidak hanya mengingatkan kita kepada sang kekasih, namun juga kepada almarhum Didi Kempot yang telah berjasa membawa musik campursari menjadi lagu yang digemari oleh setiap lapisan, GBU The Goodfather of Broken Heart.

NB : Kalau teman-teman ingin nonton atau mendengarkan lagu Banyu Langit Banyu Langit, Bisa Kok Diakses di Youtube, Gw kasih deh linknya

Ok, Thanks atas kunjungan nya
ditunggu kritik dan sarannya :D
                  



No comments:

Post a Comment