Tulisan ini adalah catatan dari jejak sejarah hidupku, aku ‘’Rizky” begitu orang sering memanggilku. Aku lahir 18 tahun yang lalu di kota yang dikenal sebagai kota para patriot, di kota yang hebat ini aku di lahirkan tepat pada bulan yang sama dengan sang proklamator ‘’IR.Soekarno’’. hal ini pasti membuat semua keluargaku senang, namun yang membuatku bangga adalah aku lahir pada bulan yang sama dengan ayahku. ‘’sang pengejar angin’’ begitulah aku menjuluki beliau. Beliau adalah inspirasi dalam hidupku, karena beliau selalu memberikan kata-kata yang luar biasa layaknya IR.Soekarno. Ya, mungkin saja ini terbawa dari tanggal lahir beliau yang sama dengan sang proklamator.Hmm, wallahualam lah karena apapun itu beliau tidaklah kalah dibandingkan dengan sang proklamator diperjalanan hidupku.
Aku memulai kisah pendidikan ku di kota selatan bekasi, di sini aku memulai kisahku dari TK hingga SMA. banyak kejadian yang membuatku menjadi seperti saat ini dari sindiran para guru hingga masalah ‘’cinta’’, Tapi aku tidak akan merincinya satu persatu. Ya, itu karena akupun tidak ingat semua kejadiaan itu. Aku akan memulai kisah pendewasaan ku dari masa SMA, di masa di mana seorang pemuda sedang mencari jati dirinya. Aku bersekolah di tempat yang selalu di bandingkan dengan sekolah favorit di indonesia, ‘’sama angka tapi beda kota’’ itulah kata-kata yang selalu menjadi olok-olok kan guru dan teman-teman ku. Ya, tapi di sini lah aku bertemu dengan dua wanita yang mengubah jalan pikiranku.
Perempuan yang pertama adalah guruku, aku menjulukinya ‘’sang wanita cahaya’’. Bukan karena beliau selalu mengeluarkan cahaya saat mengajar, tetapi karena kecepatan beliau berjalan dari ruang guru ke kelas bagaikan ‘’cahaya’’. Ya, beliau pun memiliki aura yang menurut ku melebihi teori ‘’black hole’’, karena di saat beliau berbicara semua muridnya bagaikan tertarik ke dalam pusarannya dan tidak ada yang berani menacuhkannya saat beliau mengajar. Sebuah ‘’person’’ yang sangat menarik untuk diulas, tapi tidak usahlah karena lebih baik kalian bertemu langsung dengan beliau. Ya, karena banyak sekali kata yang mencerminkan kekaguman saya kepada beliau layaknya ikal (andrea hirata) kepada guru sejarahnya. Sebuah kata yang sering beliau ucapkan adalah ‘’pergilah kau muridku sejauh mungkin karena kau akan melihat sesuatu yang bahkan tidak pernah kau impikan’’. Untuk perempuan yang kedua, aku menjulukinya ‘’sang pelangi’’. Seseorang yang selalu mencerahkan pagiku, seseorang yang selalu berteriak layaknya tidak ada masalah dalam hidupnya. dialah impian pertamaku di dunia ini, tetapi walau aku sudah pergi ke tempat yang paling jauh, mungkin ‘’impian’’ itu tidak akan terwujud. Tetapi dua orang perempuan inilah yang sudah mengubah jalan pikiranku.
Sekarang aku memulai jalan baru menjadi seorang mahasiswa di kampus merah, kampus kecil di kota jagakarsa. Tetapi disanalah awal dari semua impian itu, walaupun harus mengejar dan berdesak-desakkan di kopaja, tidak akan menyurutkan semangat ku. Ya. Layaknya ‘’sang pengejar angin’’ yang tidak akan menyerah walauapapun yang terjadi. Aku pun akan selalu berlari dan akan melihat sesuatu yang bahkan belum pernah aku impikan.
Wah di usia semuda ini gaya nulisnya bagus banget Riz....
ReplyDelete