‘’Sebuah mimpi akan terwujud jika kita memikirkan itu’’, rasanya itu yang saya sering dengar di televisi atau tulisan-tulisan motivasi. Sayangnya selama ini semua mimpi itu selalu pupus satu persatu, salah satunya impianku menjadi jurnalis. Impianku sejak smp yang hampir saja punah setelah aku ‘’terlanjur’’ masuk sekolah manajemen, karena sudah pasti tidak ada pelajaran jurnalistik di perkuliahan itu. aku pun mulai realistis untuk mengubur impian tersebut, tetapi seperti cara tuhan yang tidak pernah kita ketahui, akhirnya aku mengenal Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) kontak. Tanpa pikir panjang, aku pun mendaftar untuk ikut keanggotaan kontak. Saat itu aku berpikir bahwa aku sudah diterima sebagai anggota pers, tetapi ternyata aku harus menjalani tes tertulis dan wawancara. Bersama temanku Haykal akupun ikut tes. salah satunya tes wawancara. Beberapa pertanyaan keluar dari bang ipung (litbang kontak), salah satunya aku harus mempioritaskan diantara 3 pilihan keluarga, organisasi, atau kuliah. ‘’keluarga yang pertama’’ ujarku kepada bang ipung, apakah jawaban itu benar? Wallahualam, karena menurut pendapatku keluarga adalah hal yang tidak akan tergantikan dengan apa pun. ‘’Impianku pupus lagi nih’’ ujarku dalam hati, setelah bang ipung berkata ‘’hanya 15 orang yang akan terpilih untuk LDJ’’ dan ‘’untuk hasilnya akan diumumkan seminggu lagi’’. Ya, ‘’kalau tidak terpilih juga tidak masalah, kan sudah biasa’’ ujarku dalam hati.
Setelah seminggu, akupun di sms oleh kak yeva (pemred kontak) yang saat itu menjadi ketua LDJ 2011. ‘’Datang ya, jam 2 ke sekret kontak untuk mengetahui hasil seleksi kemarin’’ isi sms tersebut. Walaupun saat itu sedang libur kuliah, aku pun datang ke kampus. Hmm, tentu saja dengan perasaan yang tak tentu. Sesampai di sekret aku mendapat sebuah surat, ‘’jika kamu lulus, kamu harus datang hari kamis ya’’ kata kak Yeva. Setelah keluar dari sekret aku membuka surat itu, dan hasilnya? Yap, ‘’LULUS’’ begitu keterangan yang tertulis di dalam surat itu. ya, akupun tidak percaya dengan hasil ini, bagaikan diriku terlahir kembali setelah beberapa kali hanya mengenal tulisan ‘’tidak diterima’’. Tetapi, aku tidak tahu alasan pastinya, satu hari setelah itu temanku yang juga di terima memutuskan tidak ikut. Saat itu tersirat dalam pikiranku untuk mundur dari LDJ ini, karena pastinya tidak enak kalau ikut tanpa ada teman yang kita kenal. Tapi, karena ini ‘’mimpiku’’ akhirnya aku membulatkan tekad untuk ikut LDJ.
Hari kamis pun tiba, akupun datang ke sekret. Seperti yang di katakan bang ipung, hanya 15 orang yang di terima. Tetapi dari 15 orang itu hanya 12 orang yang ikut, 5 orang perempuan dan 7 orang laki-laki. Setelah berdoa dan menyanyikan lagu indonesia raya, kami pun berangkat dengan angkot biru hingga bogor. Sesampai di villa pikiran ku sudah melayang, apa isi latihan di sana. Apakah di tatar seperti organisasi lain yang pernah aku ikuti? Tetapi, selama di sana kami bukan di ‘’tatar’’ seperti yang aku bayangkan. Karena, Selama 4 hari di sana kami malah di beri materi. Ya, walaupun ada sedikit tes mental, itu tidak menghapuskan rasa kagum ku terhadap organisasi ini. Karena disaat malam terakhir kami diperkenalkan dengan para senior yang terus bersama hingga sekarang, bagaikan sebuah keluarga besar, Inilah yang membuatku tidak menyesal hingga sekarang. Apalagi, setelah aku tahu banyak perubahan yang sudah dibawa oleh kontak baik di lingkungan kampus maupun nasional. Hari terakhir menjadi hari yang tak akan terlupakan olehku, karena saat itu aku sudah berjanji aku tidak akan meninggalkan kontak. Walaupun apapun yang terjadi karena seperti kata ayahku ‘’seorang pria tidak boleh melanggar apa yang sudah diucapkannya’’, sebuah kata yang sudah terpatri dalam pikiranku.
Saat ini aku pun sudah resmi menjadi anggota pers mahasiswa, sebuah langkah kecil untuk mewujudkan impianku. Ya, memang tidak mudah apalagi untuk menjalankan profesi ini. Banyak rintangan yang pastinya akan aku hadapi ke depannya. Tapi, bersama 12 temanku pasti semua akan berjalan dengan baik dan kami pun akan terus menjadi keluarga besar hingga tua nanti seperti para senior itu. Ya, kontak selain memberikan pelajaran jurnalistik kepada ku. Tapi, ada hal lain yang diberikan oleh organisasi ini, mereka pun mengembalikan kepercayaanku bahwa ‘’sebuah mimpi akan terwujud jika kita memikirkan itu’’.
No comments:
Post a Comment