Abu Abdullah Muhammad bin Battutah atau juga dieja Ibnu Batutah adalah seorang pengembara Berber Maroko. Lahir di Tangier, Maroko antara tahun 1304 dan 1307, pada usia 20 tahun Ibnu Batutah berangkat haji dan ziarah ke Mekkah. Setelah selesai, dia melanjutkan perjalanannya hingga melintasi 120.000 kilometer sepanjang dunia Muslim (sekitar 44 negara modern). Atas dorongan sultan Maroko, Ibnu Batutah mendiktekan beberapa perjalanan pentingnya kepada seorang sarjana bernama Ibnu juzay, yang ditemuinya ketika sedang di lberia. Meskipun mengandung beberapa kisah fiksi, Rihlah merupakan catatan perjalanan dunia terlengkap yang berasal dari Abad ke-14. Perjalanan ke Mekkah melalui jalan darat, menyusuri pantai Afrika Utara menuju hingga tiba di Kario. Pada titik ini ia masih berada di wilayah Malmuk, yang relatif aman. Jalur yang umum digunakan menuju Mekkah ada tiga, dan Ibnu Batutah memilih jalur yang paling jarang ditempuh: pengembara menuju sungai Nil, dilanjutkan ke arah timur melalui jalur darat menuju dermaga Laut Merah di ‘Aydhad. Tetapi, ketika mendekati kota tersebut, ia dipaksa kembali dengan alasan pertikaian lokal.
''perjalanan ke tanah Arab''
Perjalanan ke Negara-Negara Arab
Kembali ke Kairo, ia menggunakan jalur kedua dengan alasan keterangan/anjuran seseorang diperjalan pertama, bahwa ia hanya akan sampai ke Mekkah jika telah melalui Suriah. Keuntungan lain ketika memakai jalur pinggiran adalah ditemuinya tempat-tempat suci sepanjang jalur tersebut Hebron, Yerusalem, dan Betlehem, misalnya dan bahwa penguasa Mamluk memberikan perhatian khusus untuk mengamankan para peziarah. Setelah menjalani Ramadhan di Damaskus, Ibnu Batutah bergabung dengan suatu rombongan yang menempuh jarak 800 mil dari Damaskus ke Madinah, tempat dimakamkannya Muhammad. Empat hari kemudian, dia melanjutkan perjalanannya ke Mekah. Setelah melaksanakan rangkaian ritual haji, sebagai hasil renungannya, dia kemudian memutuskan untuk melanjutkan mengembara. Tujuan selanjutnya adalah Il-Khanate (sekarang Iraq dan Iran).Dengan cara bergabung dengan suatu rombongan, dia melintasi perbatasan menuju Mesopotamia dan mengunjungi najaf, tempat dimakamkannya khalifah keempat Ali. Dari sana, dia melanjutkan keBasrah, lalu Isfahan, yang hanya beberapa dekade jaraknya dengan penghancuran oleh Timur. Kemudian Shiraz dan Baghdad (Baghdad belum lama diserang habis-habisan oleh Hulagu Khan).Di sana ia bertemu Abu Sa'id, pemimpin terakhir Il-Khanate. Ibnu Batutah untuk sementara mengembara bersama rombongan penguasa, kemudian berbelok ke utara menuju Tabriz di Jalur Sutra. Kota ini merupakan gerbang menuju Mongol, yang merupakan pusat perdagangan penting.
''Ibnu Batutah''
Wafatnya Sang Pengembara
Setelah perjalanan ini, Ibnu Batutah kembali ke Mekah untuk haji kedua, dan tinggal selama setahun sebelum kemudian menjalani pengembaraan kedua melalui Laut Merah dan pantai Afrika Timur. Persinggahan pertamanya adalah Aden, dengan tujuan untuk berniaga menuju Semenanjung Arab dari sekitar Samudera Indonesia. Akan tetapi, sebelum itu, ia memutuskan untuk melakukan petualangan terakhir dan mempersiapkan suatu perjalanan sepanjang pantai Afrika.Menghabiskan sekitar seminggu di setiap daerah tujuannya, Ibnu Batutah berkunjung ke Ethiopia, Mogadishu, Mombasa, Zanzibar, Kilwa, dan beberapa daerah lainnya. Mengikuti perubahan arah angin, dia bersama kapal yang ditumpanginya kembali ke Arab selatan. Setelah menyelesaikan petualangannya, sebelum menetap, ia berkunjung ke Oman dan Selat Hormuz. Setelah selesai, ia berziarah ke Mekah lagi.Setelah setahun di sana, ia memutuskan untuk mencari pekerjaan di kesultanan Delhi. Untuk keperluan bahasa, dia mencari penterjemah di Anatolia. Kemudian di bawah kendali Turki Saljuk, ia bergabung dengan sebuah rombongan menuju India. Pelayaran laut dari Damaskus mendaratkannya di Alanya di pantai selatan Turki sekarang. Dari sini ia berkelana ke Konya dan Sinope di pantai Laut Hitam.Setelah menyeberangi Laut Hitam, ia tiba di Kaffa, di Crimea, dan memasuki tanah Golden Horde. Dari sana ia membeli kereta dan bergabung dengan rombongan Ozbeg, Khan dari Golden Horde, dalam suatu perjalanan menuju Astrakhan di Sungai Volga. Setelah seleasai dari Rihla di 1355, sedikit yang diketahui tentamg kehidupan Ibnu Batutah. Ibnu Batutah wafat di maroco 1368 atau 1369. Selama berabad-abad telah mengaburkan bukunya, bahkan di dunia muslim, tetapi pada awal 1800-ekstrak telah diterbitkan di jerman dan inggris bedasarkan manuskrip yang ditemukan di Timur-Tengah yang berisi ringkasan versi Ibnu Juzay. Ketika pasukan Prancis menduduki Aljajair pada 1830 dari mereka menemukan lima manuskrip di Constantine yang termasuk dua versi yang lebih langkap dari teks. Manuskrip ini telah dibawa kembali ke Bibliotheque National di paris dan belajar oleh para sarjana Prancis, Charles Defremery dan Beniamino Sanguinetti. Dimulai pada 1853, mereka menerbitkan seri dari empat jilid yang berisi teks Arab, luas dan catatan terjemahan ke Prancis. Ibnu Batutah telah berkembang dalam ketenaran dan kini merupakan tokoh terkenal.
No comments:
Post a Comment