Sejarah Musik : Pembenturan & Pembentukan Budaya Masyarakat (Bagian 1) - Sang Pengejar Angin

Breaking

Monday, February 24, 2014

Sejarah Musik : Pembenturan & Pembentukan Budaya Masyarakat (Bagian 1)

                 
                  Dalam sebuah kehidupan masyarakat, seni tidaklah bisa dilepaskan dalam unsur-unsur  pembentuk kebudayaan. Pada peradaaban-peradaaban besar, pastilah memiliki karya seni yang masih bisa rasakan hingga sekarang. Sebut saja kebudayaan Yunani, Mesir, Persia, Arab, bahkan sekarang Eropa yang selalu melahirkan seniman besar. Dari semua bidang seni, musik termasuk yang universal bisa dinikmati oleh semua kalangan. Hal inilah yang membuat banyak pemusik yang mampu mentransfer pemikiranya kepada masyarakat secara cepat.
                            Kali ini Rizky-Kusumo.Blogspot.com akan mencoba menganalisa sejarah kelahiran Musik dunia, kemudian efek yang diakibatkannya kepada masyarakat, kemudian bagaimana masyarakat terbentuk karena pengaruh musik itu. Beda dengan kawan-kawan lain yang membahas musik lebih ke arah nada-nada atau simfoni, ada juga yang lebih ke perkembangan alat musik, Atau pendefinisian musik itu tersendiri. Namun, Gua lebih ke arah bagaimana musik itu menjadi alat untuk membentuk budaya, melawan arus kekuasaan, dll. Tentulah ini lebih mengarah kepada aspek sisiologi yang diciptakan oleh musik itu sendiri, mulai dari pengaruh lagu, tokoh/band musik, atau aliran/genre tersebut.
                    Karena itulah, setidaknya akan ada pembagian zaman untuk membagi pengaruh musik terhadap masyarakat. Seperti era klasik, era Romantik, Modern, dsb. Sebagai penjabaran, tentulah mereka yang lahir pada zaman ini terkadang ter-influence terhadap seni yang sedang berkembang terutama musik. Bagaimana tokoh/genre mampu mentransferkan pemikiranya kepada masyarakat, kemudian betapa musik bisa menjadi indikator besarnya sebuah peradaaban. Kembali lagi yang terpenting, bagaimana musik menjadi "baju" yang selalu digunakan masyarakat pada setiap zamannya untuk membentuk/melawan budaya. Hal inlah yang menarik untuk kita bahas, Karena itu kita mulai saja threed nya....

1) Era Musik Zaman Kuno 
                              


                            Peradaban Yunani menjadi salah satu mercusuar dunia pada masanya (5-4 SM), selain msenguasai bidang filsafat, politik, bahasa. Masyarakat Yunani pun berhasil mengembangkan kebudayaan seni mereka. Puisi-puisi karya Homer seperti Iliad dan Odyssey, kemudian beberapa kisah dalam tulisan nya sangat berpengaruh terhadap masyarakat Yunani. Selain itu, seni musik pun sangat berkembang pada zaman itu dan memberikan pengaruh besar terhadap musik hingga sekarang. Saat itu musik selalu digunakan sebagai iringan teater, tarian dan nyayian.
                           Saat zaman itu, masyarakat Yunani menggunakan musik sebagai sarana pemujaan terhadap Dewi kesenian bangsa Yunani bernama Musae (cikal bakal nama musik). Hal itulah yang membuat musik tidak bisa lepas dari ritual keagamaan. Alat-alat musik seperti Lyra dan Aulos menjadi alat musik yang digunakan aliran pemuja Apollo dan Dionysus. Saat lahir tokoh-tokoh seperti Plato (427-347 SM), Aristoteles (384-322 SM), Aristoxenus (3500-300 SM). Mereka membagi musik menjadi 2 golongan (Yang bertahan hingga sekarang), yaitu Harmoni (Aristoxenus) dan Ethos disebarkan oleh Plato dan Aristoteles yang menganggap musik dapat berpengaruh terhadap para pendengarnya.
                          Pengaruh musik ini juga sangat berpengaruh terhadap peradabaan Yunani, karena kemajuan musik beriringian dengan kemjuan peradaban ilmu pengetahuan lainya. Selain itu, seni terutama musik menjadi interpertasi keadaan masyarakat Yunani saat itu, seperti kejadian perang, penaklukan, tentunya sebagai jembatan kepada dewa-dewa. Musik menjadi roh/spirit bagi masyarakat Yunani menjalani kehidupan-kehidupan yang penuh dengan intelekutualitas dan kerohanian.
                            Selain masyarakat Yunani, bangsa-bangsa besar lainya pun melahirkan karya musik-musik besar. Seperti musik Persia, Romawi, Mesir, bahkan Arab (Islam). Terutama saat itu, seperti bangsa Persia, Jepang, Mesir dan Yunani menggunakan musik sebagai sarana pemujaan kepada Dewa. Sedangkan pada Era kejayaan Abbasyiah (750-1258 M), saat itu musik menjadi sarana penyebaran agama. Tapi, beberapa filsuf besar zaman itu, seperti Al-Farabi (900-950), Ibnu-Sina (980-1037), Al-Kindi (897-976 M), mereka mengembangkan musik karena merupakan cabang dari Matamatika dan Filsafat. Beberapa hasil peradabaan musik saat itu seperti Gitar, Biola, dan beberapa komposisi yang bisa kita rasakan hingga sekarang.
                                 
2) Era Musik Zaman Klasik
                                     

                             Runtuhnya Romawi, kemunculan Kristen di Eropa menjadi awal afirmasi Gereja terhadap musik barat. Saat itu, Gereja mengambil alih musik yang tadinya sebagai hiburan, pengembangan intelektual manusia, dll menjadi jembatan ibadah mereka. Hal ini membuat perkembangan musik di barat mengalami penurunan, dibandingakan musik-musik Arab/Islam (Abbasyiah) saat itu. Walau masih ada satrawan-satrawan sekuler yang tidak terikat dengan Gereja, namun otomatis pengaruh musik mereka tidak begitu besar karena pengaruh Gereja terhadap masyarakat. Hal ini menyebabkan masyarakat Eropa saat itu, berada dalam "kekeringan" bukan hanya intelektual tapi juga kreativitas.
                                Tapi seperti roda yang telah berputar, berakhirya zaman pertengahan/ Dark Age (abad 15 M) membuat Euforia masyarakat Eropa pun mulai bangkit. Hal ini melanda bukan hanya kaum Intelektual tapi juga para seniman. Menurunya pamor Gereja, membuat para seniman mulai kembali kepada seni dan musik-musik Yunani. Seniman-seniman dari Florence dan Perancis menjadi pionir kelahiran musik Opera. Pada zaman Barok-Rakoko (1600 -1750 M), menjadi awal tonggak inovasi-inovasi musik yang dilakukan para seniman. Pada zaman itu pula lahir salah satu maestro terbesar dunia, Johann Sebastian Bach (1685-1750 M). Dia banyak melahirkan musik-musik Instrumental yang berpengaruh terhadap musik-musik klasik setelahnya.
                            Bangkitnya musik pada era ini, juga membangkitkan musik yang lebih rasional tidak seperti era sebelumnya, ini terus bergerak hingga era musik klasik yang melahirkan pemusik-pemusik berkelas seperti Mozart (1756-1791). Hasilnya masyarakat Eropa saat itu mulai melakukan improvisasi untuk "menyempurnakan" musik itu sendiri. Pada era Mozart ini terjadi demam musik, terutama opera dan instrumental melanda Eropa. Banyak Raja atau Pangeran yang memesan pertunjukan opera kepada komponis itu untuk menghibur para bangsawan. Kemudian, masuk ke era musik Romantik yang diusung oleh Ludwig Van Beethoven (1770-1827 M) menjadi landasan pacu krativitas pemusik barat.
                                    Hal yang menjadi menarik, pada era ini para komposer besar menampilkan unsur rasionalitas terhadap musik nya berbeda dengan era sebelumnya. Benturan pun terjadi dengan pemusik yang masih mengusung musik peribadatan terutama musik Gereja. Tapi, lebih rasional nya masyarakat Eropa saat itu setelah menjamurnya intelektualitas, mengakibatkan musik peribadatan mulai ditinggalkan. Hasilnya karya-karya Bach, Mozart, dan Beethoven jauh lebih digemari dan menjadi percontahan refrensi musik hingga sekarang.

3) Era Musik Zaman Modern (Akhir Abad 18 -  Awal Abad 20)
                                     

                           Pada masa ini, kekayaan musik dunia bertambah dengan kelahiran dua genre yang akan menginspirasi genre-genre music selanjutnya, Blues dan Jazz. Tidak seperti era sebelumnya, dimana musik selalu lahir di Eropa? kali ini dua genre tersebut lahir dalam suasana perbudakan (era Civil War) Amerika Serikat. Para budak-budak Afrika-Amerika yang saat itu memang mengalami tekanan dan penderitaan. Salah itu musik yang lahir pada era itu adalah Blues (diperkirakan sekitar tahun 1890/1895). Kebanyakan para pencipta musik ini memang berasal dari masyarakat kulit hitam Amerika, salah satunya adalah WC Handy (bapak Blues). Alhasil banyak lirik-lirik nya yang memang meinterpertasikan penderitaan dan harapan masyarakat kulit hitam Amerika saat itu
                             Musik Blues sendiri lahir dari asal nama Blue Devil, atau melankoli dan penuh kesedihan, tapi baru resmi dipakai pada era 1910-an. Berawal dari pertunjukan-pertunjukan formal lalu ke bar-bar, musik Blues pun mulai digemari masyarakat Amerika. Namun, masih adanya diskriminasi rasial saat itu, banyak musisi Blues yang tidak bisa mendokumentasikan hasil karyanya. Tapi, pada era-era berikutnya musik Blues ini pun menjadi pengaruh bagi lahirnya genre-genre musik lainya, apalagi setelah dibawa ke UK (United Kingdom) yang melahirkan Blues British, Rock & Roll, dll. Namun, banyak musisi Blues kulit putih yang tidak mampu menjiwai "Soul Blues" karena tidak pernah mengalami penderitaan seperti masyarakat kulit hitam.
                          Sama halnya dengan Blues, pada era itu pun lahir genre lain yang sekarang bahkan jauh lebih populer, Jazz. Jazz yang disebut sebagai musik paling "Demokratis", memang terus berimprovisasi pada setiap era nya. Pada saat itu, Jazz lahir dari benturan/konfortasi antara musik Afrika dan Amerika (Eropa) yang akhirnya melahirkan jenis musik baru. Hal inilah yang membuat Jazz selalu berimproviasi pada masanya, seperti munculnya Jazz Swing (1940-an) atau Jazz Blues. Dalam hal ini, musik Jazz memang membutuhkan improvisasi, hal yang terpenting adalah Jazz selalu mengikuti budaya atau keadaan masyarakat. Membuat pembendaraan Genre ini menjadi lebih kaya.                
                               Hasilnya dari dua genre musik ini (Terutama Blues), selalu menjadi refrensi gaya musik ke depanya.  Setelah nanti akan lahir, musik Rock & Roll, Britsh, Punk, R & B, Folk Song, Regge dll, Tapi, pada dasarnya saat itu musik/ lirik lagu menjadi sangat mainstreem dengan 4 lirik yang selalu diulang-ulang. Kemudian selalu menampilkan lirik-lirik yang diisi oleh kata-kata penderitaan dan harapan. Hal yang memang mendasari karena lahir dari penderitan masyarakat kulit hitam saat itu. Walau, pada era Perang Dunia (1 dan 2) perkembangan musik mengalami penurunan, namun dampak setelah itu malah menambah pembendarahaan lirik-lirik musik dengan isu perdamaian/ Anti-perang. Hal yang nanti dilakukan oleh Jhon Lenon (dengan gaya Rock & Roll nya). Akhirnya, pada nantinya interpetasi musik menambah cabangnya menjadi alat revolusi.


Bersambung (Bagian 2)

                                       
                    


4 comments: