Sebuah Tanya - Sang Pengejar Angin

Breaking

Saturday, February 4, 2012

Sebuah Tanya


Oleh: Soe Hok-Gie

Akhirnya Semua Akan Tiba
Pada Suatu Hari Yang Biasa
Pada Suatu Ketika Yang Telah Lama Kita Ketahui

Apakah Kau Masih Berbicara Selembut Dahulu
Memintaku Minum Susu Dan Tidur Yang Lelap?
Sambil Membenarkan Letak Leher Kemejaku

(Kabut Tipis Pun Turun Pelan-Pelan di Lembah Kasih,
Lembah Mendalawangi Kau Dan Tegak Berdiri
Melihat Hutan-Hutan Yang Menjadi Suram Meresapi
Belaian Angin Yang Menjadi Dingin)

Apakah Kau Masih Membelaiku Semesra Dahulu
Ketika Kudekap Kau
Dekaplah Lebih Mesra, Lebih Dekat

(Lampu-Lampu Berkelipan Di Jakarta Yang Sepi
Kota Kita Berdua, Yang Tua Dan Terlena Dalam Mimpinya
Kau Dan Aku Berbicara
Tanpa Kata, Tanpa Suara
Ketika Malam Yang Basah Menyelimuti Jakarta Kita)
Apakah Kau Masih Akan Berkata
Kudengar Derap Jantungmu
Kita Begitu Berbeda Dalam Semua
Kecuali Dalam Cinta

(Hari Pun Menjadi Malam
Kulihat Semuanya Menjadi Muram
Wajah-Wajah Yang Tidak Kita Kenal Berbicara
Dalam Bahasa Yang Tidak Kita Mengerti
Seperti Kabut Pagi Itu)

Manisku, Aku Akan Jalan Terus
Membawa Kenangan-Kenangan Dan Harapan-Harapan
Bersama Hidup Yang Begitu Biru

(Selasa, 1 April 1969) 

No comments:

Post a Comment