Kampus Layaknya Miniatur Negara - Sang Pengejar Angin

Breaking

Monday, January 30, 2012

Kampus Layaknya Miniatur Negara

Seperti yang kita ketahui, kampus merupakan tempat mahasiswa mencari keintelektualitas diri dan idealisme. Kampus juga tempat mahasiswa memperkuat kedewasan sehingga tidak disamakan dengan para pelajar abu-abu atau bahkan putih-biru. Di Kampus juga tempat mahasiswa menambah pengetahuaan dan mencari pengalaman untuk digunakan dalam dunia kerja. 
Tapi, ternyata kegiatan masyarakat kampus tidak ada bedanya dengan masyarakat di negara ini. Layaknya miniatur negara, kegiatan masyarakat kampus hampir mencerminkan perilaku masyarakat kebanyakan di negara ini. Hal ini tercermin dari kegiatan politik, dan sosial dan budaya. Di kampus inilah, kita dapat melihat keadaan masyarakat di negara ini dalam lingkup yang lebih kecil, layaknya miniatur.
Tercermin dari kegiatan politik, di kampus hampir tidak ada bedanya dengan keadaan politik di negara ini. Perebutan kekuasaan dan berkerja-sama jika memiliki tujuan yang sama lazim dilakukan. Hampir tidak ada bedanya dengan keadaan di negara ini, pertemanan politik di kampus tidak ada yang abadi. Layaknya filosofi dalam politik ’’tidak ada teman atau musuh yang abadi, yang ada hanyalah kepentingan’’ sepertinya dipakai dalam kegiatan politik kampus. Pemilihan untuk menjadi pemimpin masyarakat kampus pun selalu dihegemoni oleh golongan mayoritas. Seperti lazimnya di negara ini yang calon pemimpinya berasal dari partai-partai besar.
Hampir sama dengan kegiatan politik, perilaku sosial dan budaya di kampus benar-benar mencerminkan keadaan masyarakat di negara ini. munculnya masyarakat hedonis yang hanya mementingkan gaya dan trend tanpa memperdulikan keadaan sosial, sekarang pun merasuk dalam jiwa-jiwa masyarakat kampus. Munculnya sifat apatis merupakan cerminan sifat-sifat induvidualis yang merupakan cikal bakal hedonisme. Adanya  revolusi dalam sosial dan budaya indonesia yang membuat masyarakat kampus berada di persimpangan jalan. Di mana masyarakat kampus memilih terjerat dalam sikap apatis layaknya masyarakat induvidualis di negara ini atau memperjuangkan keadilan atas nama rakyat.
Memang menarik melihat keadaan masyarakat kampus saat ini, di mana kita bisa melihat sebuah perubahan sosial dan budaya. Bisa melihat juga cara-cara para politisi negeri ini memainkan jaringan untuk memuluskan tujuan mereka dalam lingkup yang kecil. Layaknya miniatur, walaupun kecil tetapi kita bisa melihat semua sisinya tanpa pembatas. Hal itu bisa kita lakukan kalau kita melihat dari atas, tanpa pembatas yang menghalangi pandangan.


No comments:

Post a Comment